makalah pendidkan agama islam tenatang AL-QUR'AN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Islam terdapat berbagai sumber ajaran salah satunya adalah
Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan sumber hukum islam yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan beliau wajib menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya,
sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat islam yang ada di dunia.
Sebelum turunnya Al-Qur’an, Allah telah menurunkan beberapa kitab suci
diantaranya adalah Taurat, Zabur dan Injil, kemudian turunlah Al-Qur’an
sebagai penyempurna dari ketiga kitab tersebut.
Allah menurunkan Al-Qur’an bersamaan dengan diangkatnya Nabi
Muhammad SAW sebagai rasul Allah SWT, saat itu Rasulullah berusia 40 tahun.
Allah menurunkan Al-Qur’an ketika Nabi Muhammad SAW sedang berkhalwat (meditasi)
di Gua Hira melalui malaikat Jibril pada malam ke 17 bulan Ramadhan, Malam
peristiwa itu disebut dengan malam Lailatul Qadar.
Ayat Al-Qur’an yang
pertama kali turun adalah QS. Al Alaq ayat 1-5 sedangkan ayat yang
terakhir turun adalah QS. Al Maidah ayat 3. Allah menurunkan Al-Qur’an secara
berangsur-angsur 22 tahun 2 bulan 22 hari, Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah
terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6236 ayat,
74437 kalimat dan 325.345 huruf, sejak Allah SWT menurunkan Al-Qur’an hingga akhir zaman, Al-Qur’an
tidak akan mengalami perubahan sedikitpun, Allah SWT akan selalu menjaga
kemurnian dan keasliannya.
Oleh
karena itu, tidak seluruh ayat Al-Qur’an bersifat rinci dan jelas. Banyak ayat
Al-Qur’an yang bersifat global (mujmal), yang memerlukan penjelasan dan
penafsiran yang bersifat kontekstual. Nabi Muhammad SAW di samping bertugas
untuk menyampaikan wahyu (Al-Qur’an) kepada seluruh umat manusia, sekaligus
untuk memberi penjelasan tentang berbagai ayat yang belum jelas atau masih
bersifat mujmal.
Selain sebagai sumber
hukum, Al-Qur’an juga berisi hal yang berhubungan dengan berbagai aspek
kehidupan. Para umat islam di dunia masih mengkaji kandungan Al-Qur’an
hingga saat ini, selain membaca serta mengkaji kandungan Al-Qur’an kita juga
harus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari guna mencari ridha Allah
SWT.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana definisi Al-Qur’an ?
2.
Bagaimana kodifikasi Al-Qur’an ?
3.
Apa nama-nama dan kandungan Al-Qur’an ?
4.
Apa fungsi Al-Qur’an ?
1.3
Tujuan Perumusan Masalah
- Untuk mengetahui dan memahami definisi Al-Qur’an
- Untuk mengetahui dan memahami kodifikasi Al-Qur’an
- Untuk mengetahui dan memahami nama-nama dan kandungan Al-Qur’an
- Untuk mengetahui dan memahami fungsi Al-Qur’an
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah Kitab Suci (Kalam Ilahi) yang diwahyukan
Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. Ia berfungsi sebagai rahmat dan petunjuk
bagi manusia dalam menjalankan hidup dan kehidupannya.
Secara etimologi yaitu ditinjau dari bahasa,
Al-Qur’an berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata kerja qara’a yang mengandung
arti :
(1)
mengumpulkan atau menghimpun,
(2) membaca atau mengkaji. Jadi
kata Al-Qur’an berarti kumpulan atau himpunan atau bacaan.
Al-Qur’an secara terminologi, seperti yang banyak
diungkapkan oleh para ulama adalah firman Allah (Kalamullah) yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. (melalui malaikat Jibril) untuk disampaikan kepada
seluruh umat manusia, dan merupakan ibadah dalam membacanya. Berdasarkan
definisi tersebut, maka wahyu atau firman allah yang diturunkan kepada para
nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. Tidak dinamakan Al-Qur’an, karena
setiap wahyu atau kitab suci yang diberikan kepada para nabi dan rasul, Allah
langsung memberikan nama kitab suci tersebut. Seperti wahyu yang diturunkan
kepada Nabi Musa dinamakan Taurat, atau wahyu yang diturunkan kepada Nabi Isa
dinamakan Injil, atau wahyu yang diturunkan kepada Nabi Dawud dinamakan Zabur,
bahkan ada pula wahyu Allah yang diturunkam kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak
dimuat dalam Al-Qur’an atau tidak dinamakan Al-Qur’an, melainkan disebut dengan
Hadis Qudsi atau Hadis Rabbani atau Hadis
Ilahi. Yang dimaksud dengan hadis ini adalah sesuatu yang dikabarkan Allah
kepada Nabi dengan melalui ilham atau mimpi, kemudian Nabi menyampaikan makna
dari ilham atau mimpi tersebut dengan ungkapan kata Nabi sendiri.
Begitu juga , penamaan kitab suci Al-Qur’an,
langsung diberikan oleh Allah SWT. melalui wahyu-Nya. Keberadaan teks Al-Qur’an
yang tersusun dalam 30 juz, 114 surat, 6236 ayat,
74437 kalimat dan 325.345 huruf,
semenjak diturunkannya hingga sekarang bahkan hingga akhir zaman tidak akan
mengalami perubahan sedikit pun, tetap akan terjaga kemurnian dan keasliannya (otentisitasnya). Seperti yang
dijanjikan Allah dalam surat Al-Hijr (15) ayat 9, sebagai berikut :
Artinya
: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya”
Awal
turunnya Al-Qur’an adalah bersamaan dengan diangkatnya Nabi Muhammad SAW.
sebagai rasul Allah dalam usianya 40 tahun. Al-Qur’an turun ketika Nabi
Muhammad SAW. sedang berkhalwat di Gua Hira pada malam senin tanggal 17
Ramadhan yang bertepatan dengan 6 Agustus 610 Masihiyah. Malam peristiwa ini
dinamakan dengan malam Qadar atau Lailatu
Al-Qadar.
Ayat-ayat
yang pertama turun adalah lima ayat dari surat Al-Alaq, sebagai berikut :
Artinya
: “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-Alaq [96]:1-5)
Sedangkan ayat yang terakhir kali turun adalah :
Artinya
: “pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.” (Q.S.
Al-Maidah [5]:3)
Ayat tersebut turun ketika Nabi Muhammad SAW.
melaksanakan ibadah haji di Arafah pada hari Jum’at tanggal 9 Dzulhijjah tahun
10 Hijriyah, atau pada bulan Maret tahun 632 Masihiyah. 81 hari setelah
melaksanakan ibadah haji ini atau ayat ini turun, Nabi Muhammad SAW. berpulang
ke rahmatullah, yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11H, bertepatan dengan
tanggal 8 Juni 632 Masihiyah.
Sesuai
dengan tempat kehidupan Rasullah SAW. yaitu di Kota Mekah dan Madinah, maka
Al-Qur’an pun diturunkan dalam dua periode, yaitu periode Mekah dan periode
Madinah. Ayat-ayat yang turun pada periode Mekah disebut dengan ayat-ayat Makiyah. Sedangkan ayat-ayat yang turun
pada periode Madinah disebut dengan ayat-ayat Madaniyah.
Suatu
keluarbiasaan dari kitab suci Al-Qur’an, bahwa sejak turunnya kepada Nabi
Muhammad SAW. banyak para sahabat atau umat muslim lainnya yang menghafal
Al-Qur’an dengan rapi dan teliti. Hingga kini banyak lembaga atau pondok
pesantren yang mengkhususkan kepada kajian dan hafalan Al-Qur’an.
Al-Qur’an
menjadi sumber seluruh ajaran Islam dan ajaran-ajarannya selalu sesuai dengan
kepentingan dan kebutuhan manusia dalam
kancah kehidupannya dengan tidak mengenal ras, suku, bangsa, bahasa serta tidak
mengenal batas ruang dan waktu. Ia juga turun sebagai petunjuk (hidayah)
sekaligus sebagai rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil ‘alamiin).
2.2
Kodifikasi Al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW tidak sekaligus melainkan turun secara berangsur-angsur dalam jangka waktu
22 tahun 2 bulan 22 hari. Urutan turunnya pun tidak sebagaimana susunan yang
ada sekarang, tetapi turun secara terpisah-pisah. Ada ayat yang turun karena
suatu sebab (Asabab An-Nuzul) tetapi ada juga ayat yang turun tanpa suatu sebab
apapun.
Setiap
kali turun ayat yang baru, Rasul langsung memerintahkan para sahabat untuk
menghafalkannya, kemudian mencatatnya di atas lembaran yang tersedia pada saat
itu seperti pelepah kurma, batu-batu tipis, dedaunan dan kulit binatang.
Setelah mencatatnya mereka menyusunnya, disesuaikan dengan ayat-ayat yang turun
sebelumnya berdasarkan petunjuk Rasul, kemudian menyimpannya di rumah Rasul.
Beliau mempunyai beberapa sahabat yang diutus oleh Rasul untuk mencatat dan
menjaga seluruh wahyu yang turun, Rasulallah juga selalu mengadakan penyesuaian
bacaan dengan malaikat Jibril serta mengontrol bacaan para sahabatnya.
Kodifikasi
Al-Qur’an, pada dasarnya telah dilakukan pada saat Rasul masih hidup. Hanya
saja pengumpulan Al-Qur’an dalam bentuk mushaf secara tersusun ayat-ayat dan
surat-suratnya dengan sempurna, belum dilakukan karena pada saat itu turunnya
Al-Qur’an masih berlangsung.
Al-Qur’an
pada masa Rasul belum tersusun dalam mushaf secara sempurna, namun Rasul
sebelum wafat mengumumkan kepada para sahabatnya tentang bentuk susunan mushaf
Al-Qur’an, sehingga setelah Rasul wafat, para sahabat terutama sahabat yang
hafal Al-Qur’an (huffazh) telah mengetahui tentang bentuk susunan mushaf
Al-Qur’an sesuai dengan petunjuk Rasul tersebut.
Sedangkan pembukuan Al-Qur’an selesai pada masa pemerintahan
Usman bin Affan, setelah Al-Qur’an selesai dibukukan oleh Usman bin Affan,
beliau menggandakan mushaf Al-Qur’an menjadi 5 buah yang aslinya disimpan
dirumahnya, dan yang empat buah lainnya disebarkan diberbagai daerah sebagai
rujukan dan dasar pemerintahan di daerah-daerah yang menjadi kekuasaan islam.
Sejak saat itu mushaf Al-Qur’an yang disebarkan tersebut menjadi standar
penulisan mushaf-mushaf Al-Qur’an, selanjutnya tersebar di dunia islam. Sampai
sekarang Al-Qur’an tersebar diseluruh dunia tetapi tetap sama tidak ada
perbedaan didalamnya, terjaga keasliannya.
(buku Studi Agama Islam, hal 67-69)
2.3 Nama-nama dan
Kandungan Al-Qur’an
A. Nama-nama
Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai wahyu allah,
diperkenalkan dengan bermacam-macam nama yang sesuai dengan fungsi dan
perannya.Dari sekian banyak nama yang diberikan kepada wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad ini, nama yang ditetapkan adalah Al-Qur’an yang
mengandung arti himpunan atau kumpulan atau bacaan. Dinamakan demikian karena Al-Qur’an
merupakan kumpulan wahyu Allah yang harus dibaca, atau suatu bacaan yang
terhimpun dalam mushaf.
Nama-nama lain dari wahyu ini (Al-Qur’an),
diantaranya adalah :
1. Al-Furqan,
artinya pembeda atau pemisah. Sebagai pedoman hidup dan kehidupan manusia, Al-Qur’an
menyajikan norma dan etika secara jelas, tegas, dan tuntas terutama dalam soal
kebaikan dan keburukan. Nama ini terdapat dalam surat Al-Furqan [25] ayat 1 :
Artinya : “Maha suci Allah yang telah
menurunkan Al Furqaan
(Al
Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam”
2. Adz-Dzikr,
artinya peringatan. Nama ini menunjukkan fungsi Al-Qur’an selaku motivator
amal, yaitu agar manusia beramal perbuatan baik dan konsisten dengan kebajikan
segala amal perbuatan manusia akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari
pembalasan. Nama ini terdapat dalam surat Al-Hijr [15] ayat 9 :
Artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang
menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”
3. Al-Huda,
artinya petunjuk. Nama ini menunjukkan fungsi Al-Qur’an selaku petunjuk yang
hanya dengannya manusia dapat mencapai ridha Allah SWT. Nama ini terdapat dalam
surat At-Taubah [9] ayat 33 :
Artinya : “Dialah yang telah mengutus
RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar”
4. Al-Kalam,
artinya ucapan atau pembicaraan. Nama ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an
seluruhnya ucapan Allah SWT. Dalam kaitan ini terkandung jaminan bahwa Al-Qu’an
itu suci dan lurus sebab datang dari Yang Mahasuci dan Mahabenar. Nama ini terdapat
dalam surat At-Taubah [9] ayat 6 :
Artinya : “dan jika seorang diantara
orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia
supaya ia sempat mendengar kalam Allah (Al-Qur’an)”
5. Al-Kitab,
artinya sesuatu yang ditulis. Di dalam nama ini terkandung isyarat perintah
kepada Nabi agar menuliskan wahyu Allah, dan mengandung prediksi bahwa
Al-Qur’an akan menjadi mushaf abadi yang dapat di tulis dan dibaca. Nama ini
terdapat dalam surat Al-Kahfi [18] ayat 1 :
Artinya : “segala puji
bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab (Al-Quran) dan Dia
tidak Mengadakan kebengkokan di dalamnya”
6. An-Nuur,
artinya cahaya. Nama ini menunjukkan Fungsi Al-Qur’an sebagai penerang atau
pemberi cahaya dalam kegelapan kepada manusia. Hati manusia berada di dalam
rongga dada, ia gelap dengan kungkungan jasad luar manusia dan semakin gelap
lagi lantaran ulah perbuatan manusia. Al-Qur’an memantulkan cahaya Tuhan dan
karenanya ia mampu menembus bungkus jasad manusia dan menyinari rongga dadanya
sehingga kegelapan menjadi sirna. Pantulan cahaya
Al-Qur’an ini terjadi jika manusia itu sendiri
sanggup merespons Al-Qur’an dengan
baik. Nama ini terdapat dalam surat An-Nisa [4] ayat 174 :
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya
telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan
mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al
Quran)”
7. Asy-Syifa,
artinya obat (penawar). Nama ini menunjukkan bahwa
Al-Qur’an memiliki fungsi sebagai obat, penawar atau penyembuh. Sasaran penyembuhannya adalah
segala macam bentuk penyakit hati, seperti kecemasan , kegelisahan, kekecewaan,
dan hal-hal yang mengakibatkan kegoncangan dan keresahan. Disini Al-Qur’an dapat menjadi factor
penyembuh yang dapat memberikan ketnangan dan keten traman. Nama ini terdapat
dalam surat Al-isra’ [17] ayat 82 :
Artinya
: “dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian”
8. Al-Qasas,
artinya cerita-cerita. Al-Qur’an membawa cerita nyata tentang masyarakat masa
silam bahkan sejak kejadian manusia pertama kali. Kenyataan sejarah ini
membenarkan pernyataan bahwa Al-Qur’an adalah kitab sejarah tertua. Dalam
konteks sejarah ini, Al-Qur’an menampilkan dua corak antagonistic fenomena
masyarakat, yakni yang saleh dengan segala implikasi kedamaiannya dan yang
sesat dengan ekses bahayanya. Ini salah satu metode spesifikasi Al-Qur’an untuk
menyampaikan pesan-pesan yang dibawanya supaya manusia mengambil pelajaran yang
berharga dari kenyataan yang dialami masyarakat lain. Nama ini terdapat dalam
surat Ali Imran [03] ayat 62 :
Artinya
: “Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana”
9. Al-mauziah,
artinya pemisah. Meskipun disana sini terdapat peringatan dan bahkan ancaman,
namun secara umum gaya penyampaian Al-Qur’an amat halus. Semakin didekati Al-Qur’an
semakin menjadi teman dialog dengan nasihat-nasihatnya yang menyejukkan. Nama
ini terdapat dalam surat Yunus [10] ayat 57 :
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya
telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman”
10. Al-Rahmah,
artinya karunia. Segala pemberian Tuhan akan menjadi rahmat di dunia dan
akhirat, ketika pemberian itu diterima, dijalani, dan dikembangkan dengan
landasan Al-Qur’an. Nama ini terdapat dalam surat An-Naml [27] ayat 77 :
Artinya : “dan Sesungguhnya Al
qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman”
(Studi Agama
Islam, hal 70-73 ; buku teks
Pendidikan Agama Islam pada perguruan tinggi umum, hal 58-60)
B. Kandungan
Al-Qur’an
Isi kandungan Al-Qur’an pada garis besarnya
mengandung pokok-pokok ajaran sebagai berikut :
1. Prinsip-prinsip
keimanan, yakni doktrin kepercayaan untuk meluruskan dan menyempurnakan
keyakinan dan kepercayaan, seperti keimanan kepada Allah SWT, malaikat, kitab,
rasul, hari akhir.
2. Prinsip-prinsip
syariah, yakni hukum-hukum yang mengatur hubungan antara manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan makhluk lainnya
atau alam sekitarnya.
3. Janji
dan ancaman, seperti janji kepada orang-orang yang berbuat baik, dan ancaman
kepada orang-orang yang berbuat jahat atau dosa.
4. Sejarah
atau kisah-kisah masa lalu, seperti kisah para nabi dan rasul, orang-orang
saleh dan salah, masyarakat atau bangsa-bangsa terdahulu.
5. Ilmu
pengetahuan, yakni informasi-informasi tentang manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, langit, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain sebagainya.
6. Prinsip-prinsip akhlak atau etika, yakni
perbuatan-perbuatan manusia yang mengajak untuk berakhlaq mulia dan berbudi
luhur.
2.4 Fungsi Al-Qur’an
Ø Selain
Al-Qur’an memiliki berbagai kandungan, Al-Qur’an
juga memiliki fungsi didalamnya. Antara lain:
1.
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan memberi petunjuk
kepada umat manusia kejalan yang baik dan benar.
2.
Al-Qur’an sebagai pembawa rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri kepada Allah.
3.
Al-Qur’an sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab
Allah yang telah diturunkan sebelumnya.
4.
Al-Qur’an sebagai mukjizat terakhir dan terbesar bagi Nabi
Muhammad SAW.
5.
Menjelaskan kepada manusia tentang
masalah yang pernah di perselisikan ummat Islam terdahulu.
6.
Al-Qur’an menjelaskan kepribadian
manusia dan ciri-ciri umum yang
membedakannya dari makhluk lain.
Ø Kemukjizatan Al-Qur’an
1.
Aspek
bahasa
Mukjizat Al-Qur’an dalam aspek
bahasa terletak pada gaya pengungkapannya, antara lain kelembutan dalam jalinan
huruf dan kata dengan lainnya. Susunan huruf-huruf dan kata-kata dalam
Al-Qur’an terajut secara teratur sehingga menjelma menjadi ayat-ayat yang indah
untuk dibaca dan diucapkan. Keistimewaan lainnya dari segi bahasa adalah adanya
keserasian bahasa Al-Qur’an dengan akal dan perasaan manusia.
2.
Aspek
sejarah
Mukjizat Al-Qur’an dalam aspek
sejarah terletak pada penjelasannya tentang kedudukan, peran, proses
perjuangan, dan ketabahan para rasul Allah SWT. Mulai dari Nabi Adam a.s.
hingga Nabi Isa a.s. serta kondisi umat-umat yang dihadapi mereka. Al-Qur’an
juga menjelaskan kisah-kisah beberapa kaum dan orang yang menonjol pada masanya
guna menjadi pelajaran bagi kaum sesudahnya.
3.
Isyarat-isyaratnya
tentang sains atau ilmu pengetahuan
Mukjizat Al-Qur’an dalam isyaratnya
tentang ilmu pengetahuan terdapat pada penjelasannya tentang hukum-hukum alam,
seperti persoalan-persoalan biologi, farmasi, astronomi, dan geografi.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Definisi Al-Qur’an adalah Kitab Suci (Kalam Ilahi)
yang diwahyukan Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. Ia berfungsi sebagai
rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan hidup dan kehidupannya.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tidak
sekaligus melainkan turun secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 22 tahun 2
bulan 22 hari. Urutan turunnya pun tidak sebagaimana susunan yang ada sekarang,
tetapi turun secara terpisah-pisah. Ada ayat yang turun karena suatu sebab
(Asabab An-Nuzul) tetapi ada juga ayat yang turun tanpa suatu sebab apapun.
Nama-nama Al-Qur’an ada
sepuluh, yang pertama Al-Furqan yang artinya pembeda atau pemisah, yang ke-dua
Adz-Dzikr yang artinya peringatan, ketiga Al-Huda yang artinya petunjuk,
ke-empat Al-Kalam yang artinya ucapan atau pembicaraan, ke-lima Al-Kitab yang
artinya sesuatu yang ditulis, ke-enam Al-Nuur yang artinya cahaya, ke-tujuh
Asy-Syifa yang artinya obat (penawar), ke-delapan Al-Qasas yang artinya
cerita-cerita, ke-sembilan Al-Mauizah yang artinya nasihat, ke-sepuluh
Ar-Rahmah yang artinya karunia. Isi kandungan Al-Qur’an mengandung pokok-pokok
ajaran yaitu prinsip-prinsip keimanan, prinsip syariah, janji dan ancaman,
sejarah atau kisah masa lalu, serta ilmu pengetahuan. Fungsi Al-Qur’an sebagai pedoman
hidup dan memberi petunjuk kepada umat manusia kejalan yang baik dan benar, korektor dan
penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang telah diturunkan sebelumnya, mukjizat
terakhir dan terbesar bagi Nabi Muhammad SAW.
DAFTAR
PUSTAKA
Yusuf, Ali Anwar, Prof.Dr.H.M.Si. 2003. Studi Agama
Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam.
2001. Buku Teks Pendidikan Agama Islam.
Departemen Pendidikan RI.
LATIHAN SOAL
Pilihan
ganda
1.
Surat yang pertama kali diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW adalah…..
a.
Surat Al-Ikhlas
b.
Surat Al-Maidah
c.
Surat Al-A’raaf
d.
Surat
Al-Alaq
e.
Surat At-Taubah
2.
Dibawah ini adalah alat untuk mencatat
setiap turun ayat yang baru, kecuali……
a.
Batu-batu tipis
b.
Dedaunan
c.
Pepohonan
d.
Kulit binatang
e.
Pelepah kurma
3.
Dibawah ini adalah nama-nama Al-Qur’an,
kecuali….
a.
Al-Furqan
b.
Al-Kalam
c.
Al-An’am
d.
Al-Huda
e.
Asy-Syifa
4.
Nama Al-Qur’an yang berarti pembeda atau
pemisah yaitu…
a.
Al-Furqan
b.
Al-Huda
c.
Al-Kalam
d.
Al-Kitab
e.
Adz-Dzikr
5.
Ada berapa nama-nama lain dari
Al-Qur’an……
a.
6
b.
7
c.
8
d.
9
e.
10
Soal
Esai
1.
Sebutkan 5 nama Al-Qur’an dan jelaskan !
Jawaban :
1. Al-Furqan,
artinya pembeda atau pemisah. Sebagai pedoman hidup dan kehidupan manusia, Al-Qur’an
menyajikan norma dan etika secara jelas, tegas, dan tuntas terutama dalam soal
kebaikan dan keburukan.
2. Adz-Dzikr,
artinya peringatan. Nama ini menunjukkan fungsi Al-Qur’an selaku motivator
amal, yaitu agar manusia beramal perbuatan baik dan konsisten dengan kebajikan
segala amal perbuatan manusia akan diminta pertanggungjawaban kelak di hari
pembalasan.
3. Al-Huda,
artinya petunjuk. Nama ini menunjukkan fungsi Al-Qur’an selaku petunjuk yang
hanya dengannya manusia dapat mencapai ridha Allah SWT.
4. Al-Kalam,
artinya ucapan atau pembicaraan. Nama ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an
seluruhnya ucapan Allah SWT. Dalam kaitan ini terkandung jaminan bahwa Al-Qu’an
itu suci dan lurus sebab datang dari Yang Mahasuci dan Mahabenar.
5. Al-Kitab,
artinya sesuatu yang ditulis. Di dalam nama ini terkandung isyarat perintah
kepada Nabi agar menuliskan wahyu Allah, dan mengandung prediksi bahwa Al-Qur’an
akan menjadi mushaf abadi yang dapat di tulis dan dibaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar