BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi
dengan manusia lain atau dengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam
melakukan interaksi sosial manusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam
proses interaksi tersebut tidak mengalami hambatan atau masalah dengan
manusia yang lain. Proses pembentukan akhlak sangat berperan dalam masalah
keimanan dan ketaqwaan seseorang. Keimanan dan ketaqwaan manusia berbanding
lurus dengan akhlak seseorang, oleh karena itu keimanan dan ketaqwaan adalah
modal utama untuk membentuk pribadi seseorang. Keimanan dan ketaqwaan
sebenarnya potensi yang ada pada diri manusia sejak ia lahir dan melekat pada
dirinya hanya saja sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang
telah terjamah oleh lingkungan sekitarnya maka potensi tersebut akan semakin
munculatau sebaliknya potensi itu akan hilang secara perlahan.
Saat ini keimanan dan ketaqwaan telah dianggap sebagai
hal yang biasa oleh masyarakat umum bahkan ada yang tidak mengetahui sama
sekali arti dari keimanan dan ketaqwaan itu sendiri, hal itu dikarenakan
manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan dan
ketaqwaan itu hanya sebagai arti bahasa dan tidak mempraktekkan dalam kehidupan
nyata. Oleh karena itu dari persoalan diatas yang melatar belakangi saya untuk
membahas tentang keimanan dan ketaqwaan yang telah saya bukukan menjadi sebuah
makalah.
BAB
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Iman
Perkataan
iman berasal dari bahasa arab, asal kata dari “Amanu” yang artinya yakin atau
percaya. Secara harfiah iman dapat diartikan dengan rasa aman, keyakinan atau
kepercayaan. Menurut istilah iman berarti “meyakini dalam hati, diucapkan
dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan”.
Orang yang
percaya kepada Allah SWT dan lainnya yang tersebut didalam rukun iman, walaupun
dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan (taqwa)
kepada yang telah dipercayainya, masih bisa di sebut orang yang beriman. Hal
ini di sebabkan karena keyakinan setiap manusia yang mengetahui urusan hatinya
hanya Allah SWT. Yang penting bagi mereka, mereka sudah mengucapakan dua
kalimat syahadat dan telah menjadi islam.
Didalam
surat Al-Baqoroh ayat 165 dikatakan “bahwa orang yang beriman adalah orang yang
amat sangat cinta kepada Allah SWT beserta ajaran-Nya”. Oleh karena itu, orang
yang beriman kepada Allah SWT berarti orang yang amat sangat rindu terhadap
ajaran Allah SWT, yaitu yang terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasul.
Sedangkan
dalam hadits yang diriwayatkan menurut Ibnu Majah Atthabrani, iman merupakan
tambatan hati yang diikrarkan dengan lisan dan dilanjutkan dengan amal
perbuatan (Al-iimaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa’amalun bil
arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan antara hati, ucapan dan
tingkah lakuatau perbuatan seseorang.
Iman dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu iman Haq dan iman Bathil. Iman haq merupakan iman
yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya. Sedangkan iman
bathil adalah iman yang berpandangan dan bersikap selain ajaran Allah.
B. Pengertian
Taqwa
Taqwa secara
umum memiliki pengertian melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan
Allah. Orang yang bertaqwa adalah orang yang beriman, yaitu orang yang
berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut sunnah rasul, yakni
orang yang melaksanakan sholat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan
rizkinya untuk kepentingan ajaran Allah.
Ketaqwaan
adalah kekuatan dari dalam yang cemerlang dan unik. Pertumbuhannya dapat
mengukir sejarah baru di dunia.
Bersihkanlah iman kita dari syirik dengan menjauhi
mantra-mantra, ajaran sesat, takhayul dan perdukunan yang sesat. Pastikan kita
melakukan ibadah-ibadah wajib setiap hari dan menjauhi maksiat dalam bentuk
apapun. Bertemanlah dengan orang-orang yang sholeh agar kita tidak menyimpang.
Allah berfirman dalam QS. At-Taghabun (64) : 16
فَاتَّقُوا
اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا
لأنْفُسِكُمْ
“Maka
bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta
taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk
dirimu”.
Taqwa
memiliki 3 (tiga) tingkatan yaitu :
Pertama
: Ketika seseorang melepaskan diri dari kefakiran dan mengadakan sekutu-sekutu
bagiAllah, dia disebut orang yang taqwa.
Kedua
: Menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah SWT dan Rasul-nya, ia memiliki
tingkattaqwa yang tinggi.
Ketiga : orang yang setiap saat selalu berupaya menggapai cinta Allah SWT,
inilah tingkattaqwa yang tertinggi.
Allah
berfirman lewat surat Ali Imran ayat 102;Artinya
:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa
dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (beragama Islam)
C. Wujud Iman
dan Taqwa
Wujud iman
termuat dalam 3 unsur yaitu isi hati, ucapan dan perbuatan. Dalam artian
diyakini dalam hati yaitu dengan percaya kepada Allah SWT, diucapkan dengan
lisan yaitu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan dilakukan dengan
perbuatan maksudnya dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua
larangan-Nya.
D. Tanda-tanda
Orang Beriman
Dalam
Al-Qur’an, orang-orang yang beriman dapat dinyatakan sebagai berikut:
a. Jika disebut
nama Allah SWT, maka hatinya bergetar dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka
hatinya bergejolak untuk melaksanakannya.
b. Senantiasa
tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah SWT dan diiringi
dengan do’a.
c. Tertib
melaksanakan sholat dan selalu menjaga pelaksanaannya.
d. Menafkahkan
rizeki yang diterima (Al-Anfal : 3 dan Al-Mu’minun : 4). Hal ini dilakukan
sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan
upaya pemerataan ekonomi.
e. Menghindari
perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.
f. Memelihara
amanah dan menepati janji (Al-Mu’minun : 6).
g. Berjihad di
jalan Allah dan suka menolong (Al-anfal : 74).
h. Tidak
meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin.
E. Tanda-tanda
Orang Bertaqwa
a. Beriman
kepada Allah dan yang ghaib (QS. 2:2 - 3)
b. Sholat,
zakat, puasa (QS. 2:3, 177 dan 183)
c. Infaq disaat
lapang maupun sempit (QS. 3:133 - 134)
d. Menahan
amarah dan memaafkan orang lain (QS. 3:134)
e. Takut kepada
Allah SWT (QS. 5:28)
f. Menepati
janji (QS. 9:4)
g. Berlaku
lurus kepada musuh ketika mereka pun melakukan hal yang sama (QS. 9:7)
h. Bersabar dan
menjadi pendukung kebenaran (QS. 3:146)
i. Tidak
meminta izin untuk tidak ikut berjihad (QS. 9:44)
j. Berdakwah
agar terbebas dari dosa ahli maksiat (QS. 6:69)
F. Hubungan
antara keimanan dan ketaqwaan
Hubungan
antara keimanan dan ketaqwaan ini tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya,
karena pada
hakikatnya keimanan dan ketaqwaan itu saling berkaitan dan memerlukan,
artinya
keimanan diperlukan oleh manusia supaya Allah SWT dapat menerima
ketaqwaannya.
Setiap amalan dan perbuatan yang baik tidak akan diterima oleh Allah
SWT
tanpa didasari dengan keimanan.
BAB III
KESIMPULAN
Iman adalah
percaya sepenuh hati, diucapkan dengan lisan dan ditunjukkan dengan perbuatan.
Iman kepada Allah artinya meyakini dan membenarkan adanya Allah yang
menciptakan dan memelihara alam semesta dengan segala isinya.
Taqwa yang
berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi. Maka taqwa dapat diarikan
sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam
secara utuh dan konsisten.
Kita sebagai
umat islam harus meningkatkan mutu keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT
agar mendapat ketentraman lahir dan bathin.
DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto,A.1994.Pendidikan
Agama Islam untuk SLTP.Surabaya:Bintang Pustaka.
Mansoer,
Hamdan, dkk.2004. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum.
Jakarta:Departemen Agama RI.
Ahmadi,Abu,dkk.1991.Dasar - dasar Pendidikan Agama
Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Darajat,Zakiah,dkk.1986. Dasar - dasar Agama Islam.Jakarta:Departemen
Agama RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar