BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya tidak perlu
diragukan lagi. Hal itu tidak hanya dapat dibuktikan dengan menunjukkan
pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dapat dibuktikan
dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi terhadap bahasa.
Bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa. Para ilmuwan
dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka
memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai bantu untuk mengkomunikasikan
berbagai hal.
Politisi mempelajari bahasa agar dapat menemukan ciri
kata atau kalimat dan gaya bahasa yang dapat menyentuh hati nurani orang-orang
disekitarnya sehingga dapat mempengaruhi mereka. Para ahli ilmu jiwa (psikolog
& psikiater) mempelajari bahasa agar dapat menemukan kata-kata atau kalimat
yang dapat berperan dalam penyembuhan pasiennya. Dengan anggapan bahwa speech therapymempunyai daya sugestif
terhadap hilangnya penyakit, dokter-dokter pun perlu mempelajari bahasa. Untuk
mendekatkan diri ke masyarakat di tempatnya bertugas, parapamong, para
peneliti, para pega dipelajari oleh penyuluh sering mempelajari bahasa daerah
setempat untuk memudahkan mereka berinteraksi sosial demi kelancaran tugasnya.
Bahasa juga dipelajari oleh wartawan, seniman, usahawan, dan orang-orang dari
beraneka profesi untuk mengungkapkan fikiran, pandangan, perasaan dan berbagai
maksud lainnya.
Gambaran diatas mengindikasikan betapa bahasa diperluka
oleh manusia untuk menjalankan aktifitas hidupnya. Selaku mahluk sosial yang
memerlukan orang lain sebagai mitra
berkomunikasi, yaitu secara verbal maupun non verbal. Berkomunikasi verbal dilakukan
dengan mengunakan alat/media bahasa (lisan/tulis) ,sedangkan berkomunikasi
secara non verbal dilakukan dengan media selain bahasa. Namun ,alat komunikasi
non verbal yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode ,dan bunyi-bunyi
misalnya tanda lalu lintas ,morse, lambaian tangan ,sirine, kentongan atau
teropet barulah makna setelah “diterjemahkan” ke dalam bahasa manusia. Hal itu
menunjukkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang terpenting bagi manusia.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian & fungsi dari Ragam Bahasa ?
2.
Macam-macam
Ragam Bahasa adalah ?
3.
Apakah
yang dimaksud ragam bahasa melalui komunikasi atau media ?
4.
Bagaimana
cara pandang penutur terhadap ragam bahasa ?
5.
Bagaimana
ragam bahasa menurut topik pembicaraannya ?
1.3
Tujuan
Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan
macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari cara berkomunikasi atau sarana
yang akan menghasilkan bahasa. Dan memenuhi tugas bahasa Indonesia.
1.4 Manfaat
Manfaat dibuat makalah ini adalah:
1.
Mahasiswa
dapat mengerti apa yang dimaksud ragam bahasa.
2.
Mengetahui
macam-macam ragam bahasa yang sering digunakan.
3.
Penggunaan
ragam bahasa.
4.
Contoh-contoh
ragam bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Ragam
Bahasa
Ragam bahasa adalahvariasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam
bahasa ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan
bahasa, yang terdiri dari :
v Ragam bahasa
lisan.
v Ragam bahasa
tulisan.
Bahasa
yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem
sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan
ragam bahasa tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan
lafal, dalam ragam bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan
(ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut
memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya ragam bahasa lisan. Oleh karena itu sering
timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua
jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem
seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.
2.2
Fungsi
Bahasa
Dalam
literatur bahasa, para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap orang
ada empat, yaitu:
1. Sebagai
alat berkomunikasi
2. Sebagai
alat untuk mengekspresikan diri
3. Sebagai
alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial
4. Sebagai
alat kontrol sosial
Kalau kita cermati, sebenarnya ada satu lagi fungsi
bahasa yang selama ini kurang disadari oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir.Seperti
kita ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses berpikir,
bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep, proporsisi, dan
simpulan. Segala kegiatan yang menyangkut perhitungan atau kalkulasi,
pembahasan atau analisis, bahkan berangan-angan atau berkhayal, hanya
dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir disertai alatnya yang tidak
lain adalah bahasa.
2.3
Macam
Ragam
Bahasa
Macam
Ragam ditentukan berdasarkan:
1.
Cara komunikasi
2.
Cara pandang penutur
3.
Topik yang dibicarakan
2.4
Penjelasan
ragam bahasa berdasarkan cara komunikasi
Dua macam cara
berkomunikasi ini melahirkan dua ragam utama dalam berbahasa yaitu ragam lisan
dan tulisan. Kedua ragam utama tersebut memiliki perbedaan sebagai berikut
1.
Ragam lisan menghendaki adanya lawan
bicara yang siap mendengar apa yang diucapkan oleh seseorang, sedangkan ragam
tulis tidak selalu memerlukan “lawan bicara” yang siap membaaca apa yang
dituliskan oleh seseorang.
2.
Di dalam ragam lisan, unsur - unsur
fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan tidak selalu
dinyatakan dengan bantuan gerak tubuh dan mimik muka. Di dalam ragam tulis,
fungsi – fungsi gramatikal harus dinyatakan secara eksplisit agar orang yang
membaca suatu tulisan, misalnya dalam surat kabar, majalah, atau buku dapat
memahami maksud penulisnya.
3.
Ragam lisan terkait pada situasi,
kondisi, ruang, dan waktu, sedangkan ragam tulis tidak terkait pada situasi,
kondisi, ruang, dam waktu.
4.
Di dalam ragam lisan, makna dipengaruhi
oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya nada suara, sedang didalam ragam
tulisan, makna ditentukan terutama oleh pemakaian tanda baca.
Keunggulan
dan Kelemahan Berkomunikasi secara Lisan dan Tulis
Cara
Berkomunikasi
|
Keunggulan
|
Kelemahan
|
Secara
lisan
|
1. Berlangsung
cepat
2. Berlangsung
tanpa alat bantu
3. Kesalahan
dapat langsung dikoreksi
4. Dapat
dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka
|
1. Tidak
selalu mempu- nyai bukti autentik
2. Dasar
hukumnya lemah
3. Sulit
disajikan secara matang
4. Mudah
dimanipulasi
|
Secara
tulis
|
1. Mempunyai
bukti autentik
2. Dasar
hukumnya kuat
3. Dapat
disajikan lebih matang/bersih
4. Lebih
sulit dimanipulasi
|
1. Berlangsung
lambat
2. Selalu
memakai alat bantu
3. Kesalahan
tidak dapat langsung dikoreksi
4. Tidak
dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka
|
2.5
Cara pandang penutur
terhadap mitra komunikasinya
Sebelum
menentukan pilihan ragam yang akan dipakai, seorang penutur akan melihat dahulu
bagaimana kondisi mitranya. Cara pandang ini mengakibatkan timbulnya ragam
kedaerahan, ragam terpelajar, ragam resmi, dan ragam tak resmi.Namun, ditengah
masyarakat penggunaannya tampak campur aduk.Sebenarnya, sebagai penutur bahasa
Indonesia, perbedaan keempat ragam itulah yang sangat perlu dipahami karena
setiap hari kita pasti memakai satu atau dua dari ragam tersebut.Masalahnya
sekarang, banyak penutur yang sebenarnya baru menguasai ragam dialek merasa
dirinya sudah mampu memakai ragam resmi. Selain itu, banyak pula penutur yang
belum dapat membedakan secara tegas antara ragam resmi / baku dan ragam tak
resmi / nonbaku.
Para penutur
bahasa Indonesia seyogyanya mengetahui kapan saatnya menggunakan ragam dialek,
tak resmi, terpelajar, dan resmi. Ragam dialek dapat dipakai jika penutur dan
mitra / komunikannya berasal dari suku / etnik yang sama. Ragam tak resmi
dipakai jika penutur melihat mitranya sebagai orang biasa yang tidak perlu
dihormati dan pendidikan atau status sosial mitranya juga tidak tinggi. Pilihan
ragam akan beralih ke ragam terpelajar atau ragam resmi jika para penutur dan
mitranya mulietnik atau suasana pembicaraannya berubah, misalnya dari tak resmi
menjadi resmi. Jadi penetapan pilihan ragam yang dipakai bergantung pada situasi,
kondisi, serta bentuk hubungan antar pelaku dalam berkomunikasi.
Pemakaian Ragam
Takresmi dan Ragam Resmi
RagamTakresmi
Lisan
|
Ragam Resmi Lisan
|
Dipakai
untuk
· Berbicara
sehari – hari dirumah
· Bergunjing
· Bercerita
· Mengobrol
|
Dipakai untuk :
·
Berceramah
·
Berpidato
·
Berdiskusi
·
Mempresentasikan sesuatu
|
Ragam Takresmi Tulis
|
Ragam Resmi Tulis
|
Dipakai untuk :
·
Menulis surat kepada kerabat
·
Menulis surat kepada teman
·
Menulis surat kepada pacar
·
Menulis catatan harian
|
Dipakai untuk :
· Menulis surat resmi
· Menulis makalah, artikel
· Menulis proposal
· Menulis laporan formal
|
Terkadang kita
banyak menemukan kesamaan bentuk & pemakaian kata pada ragam-ragam yang
ditampilkan dalam bagan dimuka. Ragam tulisan terkesan cenderung sama dengan
ragam dialek dan ragam tak resmi ,sedangkan ragam tulis formal cenderung sama
dengan ragam resmi dan ragam terpelajar. Wujud kesamaan itu dapat dilihat dalam
contoh berikut :
No
|
Ragam
|
Contoh
|
1
|
Lisan Tak Resmi
|
Sudah saya baca buku itu
|
2
|
Tulis Formal
|
Saya sudah membaca buku itu
|
3
|
Dialek
|
gue udah baca itu buku.*)
|
4
|
Terpelajar
|
Saya sudah membaca buku itu
|
5
|
Resmi
|
Saya sudah membaca buku itu
|
6
|
Tak Resmi
|
Saya sudah baca buku itu
|
Kelompok ragam yang
paling banyak variannya adalah ragam yang timbul berdasarkan topik pembicaraan.
Faktor pembeda antara ragam yang satu dan yang lainnya terletak pada pemakaian
kata atau istilah khusus sesuai dengan bidang yang menjadi topik pembicaraan.
2.6
Topic yang Dibicarakan / Dituliskan
Pembicaraan tentang
topik tertentu mengakibatkan terbentuknya ragam bahasa yang mempunyai ciri khas
sesuai dengan bidang topic yang dibicarakan, misalnya ragam hukum, ragam
bisnis, ragam sastra, ragam kedokteran.
Pemakaian kata atau
istilah khusus dalam bidang tertentu berdasarkan topik pembicaraan sekaligus
menjadi ciri ilmiah atau tidaknya suatu ragam. Pembicaraan dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, dengan berbagai topik dapat bernuansa ilmiah
atau non ilmiah. Jika dipakai dalam pembicaraan, itu kata-kata biasa atau
kata-kata umum, berarti ragamnya non ilmiah. Sebaiknya jika yang dipakai
kata-kata atau istilah khusus, berarti ragam ilmiah
Perhatikan contoh dibawah ini :
No
|
Ragam
Bidang
|
Sifat
|
|
Non-ilmu (Non-ilmiah)
|
Ilmu (Ilmiah)
|
||
1
|
Hukum
|
Dia dihukum karena telah melakukan penipuan dan pengelapan
|
Dia dihukum karena telah melakukan tindak pidana
|
2
|
Bisnis
|
Tiap agen akan mendapat diskon/potongan khusus.
|
Tiap agen akan mendapat rabat khusus
|
3
|
Sastra
|
Jalan cerita film itu membosankan dan mudah ditebak
|
Alur film itu membosankan dan mudah ditebak
|
4
|
kedokteran
|
Ayan bukan penyakit menular
|
Epilepsi bukan penyakit menular
|
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ragam bahasa
adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Dalam
konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.
Pada ragam
bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan
(EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu
mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai
pedoman yang ada.
3.2 Saran
dalam pembuatan makalah ini kami sangat jauh dari kekurangan, untuk itu
kami mengharapkan kritikan untuk makalah kami agar dapat membangun dan untuk
menjadi yang lebih baik lagi, menurut kami hal terpenting dari suatu makalah
atau laporan adalah respon dan kritik yang baik dari pembaca untuk penyusun .
DAFTAR PUSTAKA
Finoza,
Lamuddin. 2004, “Komposisi Bahasa Indonesia(Untuk Mahasiswa Nonjurusan
Bahasa)”,Jakarta, Diksi Insan Mulia.
Sugono,Dendy.Berbahasa
Indonesia dengan benar. Jakarta : PT. Priastu,1989
Tidak ada komentar:
Posting Komentar