Selasa, 24 Mei 2016

bahasa indonesia ragam bahasa



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi. Hal itu tidak hanya dapat dibuktikan dengan menunjukkan pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dapat dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi terhadap bahasa. Bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa. Para ilmuwan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai bantu untuk mengkomunikasikan berbagai hal.
Politisi mempelajari bahasa agar dapat menemukan ciri kata atau kalimat dan gaya bahasa yang dapat menyentuh hati nurani orang-orang disekitarnya sehingga dapat mempengaruhi mereka. Para ahli ilmu jiwa (psikolog & psikiater) mempelajari bahasa agar dapat menemukan kata-kata atau kalimat yang dapat berperan dalam penyembuhan pasiennya. Dengan anggapan bahwa speech therapymempunyai daya sugestif terhadap hilangnya penyakit, dokter-dokter pun perlu mempelajari bahasa. Untuk mendekatkan diri ke masyarakat di tempatnya bertugas, parapamong, para peneliti, para pega dipelajari oleh penyuluh sering mempelajari bahasa daerah setempat untuk memudahkan mereka berinteraksi sosial demi kelancaran tugasnya. Bahasa juga dipelajari oleh wartawan, seniman, usahawan, dan orang-orang dari beraneka profesi untuk mengungkapkan fikiran, pandangan, perasaan dan berbagai maksud lainnya.
Gambaran diatas mengindikasikan betapa bahasa diperluka oleh manusia untuk menjalankan aktifitas hidupnya. Selaku mahluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai  mitra berkomunikasi, yaitu secara verbal maupun non verbal. Berkomunikasi verbal dilakukan dengan mengunakan alat/media bahasa (lisan/tulis) ,sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan dengan media selain bahasa. Namun ,alat komunikasi non verbal yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode ,dan bunyi-bunyi misalnya tanda lalu lintas ,morse, lambaian tangan ,sirine, kentongan atau teropet barulah makna setelah “diterjemahkan” ke dalam bahasa manusia. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang terpenting bagi manusia.
1.2 Rumusan Masalah      
1.    Apa pengertian & fungsi dari Ragam Bahasa ?
2.    Macam-macam Ragam Bahasa adalah ?
3.    Apakah yang dimaksud ragam bahasa melalui komunikasi atau media ?
4.    Bagaimana cara pandang penutur terhadap ragam bahasa ?
5.    Bagaimana ragam bahasa menurut topik pembicaraannya ?
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari cara berkomunikasi atau sarana yang akan menghasilkan bahasa. Dan memenuhi tugas bahasa Indonesia.

1.4 Manfaat
Manfaat dibuat makalah ini adalah:
1.      Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud ragam bahasa.
2.      Mengetahui macam-macam ragam bahasa yang sering digunakan.
3.      Penggunaan ragam bahasa.
4.      Contoh-contoh ragam bahasa.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalahvariasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yang terdiri dari :
v  Ragam bahasa lisan.
v  Ragam bahasa tulisan.
            Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya  ragam bahasa lisan. Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.

2.2    Fungsi Bahasa
Dalam literatur bahasa, para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap orang ada empat, yaitu:
1.      Sebagai alat berkomunikasi
2.      Sebagai alat untuk mengekspresikan diri
3.      Sebagai alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial
4.      Sebagai alat kontrol sosial

Kalau kita cermati, sebenarnya ada satu lagi fungsi bahasa yang selama ini kurang disadari oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir.Seperti kita ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep, proporsisi, dan simpulan. Segala kegiatan yang menyangkut perhitungan atau kalkulasi, pembahasan atau analisis, bahkan berangan-angan atau berkhayal, hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir disertai alatnya yang tidak lain adalah bahasa.
2.3    Macam Ragam Bahasa
Macam Ragam ditentukan berdasarkan:
1.         Cara komunikasi
2.         Cara pandang penutur
3.         Topik yang dibicarakan

2.4    Penjelasan ragam bahasa berdasarkan cara komunikasi
Dua macam cara berkomunikasi ini melahirkan dua ragam utama dalam berbahasa yaitu ragam lisan dan tulisan. Kedua ragam utama tersebut memiliki perbedaan sebagai berikut
1.         Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa yang diucapkan oleh seseorang, sedangkan ragam tulis tidak selalu memerlukan “lawan bicara” yang siap membaaca apa yang dituliskan oleh seseorang.
2.         Di dalam ragam lisan, unsur - unsur fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan tidak selalu dinyatakan dengan bantuan gerak tubuh dan mimik muka. Di dalam ragam tulis, fungsi – fungsi gramatikal harus dinyatakan secara eksplisit agar orang yang membaca suatu tulisan, misalnya dalam surat kabar, majalah, atau buku dapat memahami maksud penulisnya.
3.         Ragam lisan terkait pada situasi, kondisi, ruang, dan waktu, sedangkan ragam tulis tidak terkait pada situasi, kondisi, ruang, dam waktu.
4.         Di dalam ragam lisan, makna dipengaruhi oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya nada suara, sedang didalam ragam tulisan, makna ditentukan terutama oleh pemakaian tanda baca.

Keunggulan dan Kelemahan Berkomunikasi secara Lisan dan Tulis

Cara Berkomunikasi
Keunggulan
Kelemahan
Secara lisan
1.   Berlangsung cepat
2.   Berlangsung tanpa alat bantu
3.   Kesalahan dapat langsung dikoreksi
4.   Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka
1.   Tidak selalu mempu- nyai bukti autentik
2.   Dasar hukumnya lemah
3.   Sulit disajikan secara matang
4.   Mudah dimanipulasi
Secara tulis
1.   Mempunyai bukti autentik
2.   Dasar hukumnya kuat
3.   Dapat disajikan lebih matang/bersih
4.   Lebih sulit dimanipulasi
1.   Berlangsung lambat
2.   Selalu memakai alat bantu
3.   Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
4.   Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka

2.5 Cara pandang penutur terhadap mitra komunikasinya

Sebelum menentukan pilihan ragam yang akan dipakai, seorang penutur akan melihat dahulu bagaimana kondisi mitranya. Cara pandang ini mengakibatkan timbulnya ragam kedaerahan, ragam terpelajar, ragam resmi, dan ragam tak resmi.Namun, ditengah masyarakat penggunaannya tampak campur aduk.Sebenarnya, sebagai penutur bahasa Indonesia, perbedaan keempat ragam itulah yang sangat perlu dipahami karena setiap hari kita pasti memakai satu atau dua dari ragam tersebut.Masalahnya sekarang, banyak penutur yang sebenarnya baru menguasai ragam dialek merasa dirinya sudah mampu memakai ragam resmi. Selain itu, banyak pula penutur yang belum dapat membedakan secara tegas antara ragam resmi / baku dan ragam tak resmi / nonbaku.
Para penutur bahasa Indonesia seyogyanya mengetahui kapan saatnya menggunakan ragam dialek, tak resmi, terpelajar, dan resmi. Ragam dialek dapat dipakai jika penutur dan mitra / komunikannya berasal dari suku / etnik yang sama. Ragam tak resmi dipakai jika penutur melihat mitranya sebagai orang biasa yang tidak perlu dihormati dan pendidikan atau status sosial mitranya juga tidak tinggi. Pilihan ragam akan beralih ke ragam terpelajar atau ragam resmi jika para penutur dan mitranya mulietnik atau suasana pembicaraannya berubah, misalnya dari tak resmi menjadi resmi. Jadi penetapan pilihan ragam yang dipakai bergantung pada situasi, kondisi, serta bentuk hubungan antar pelaku dalam berkomunikasi.

Pemakaian Ragam Takresmi dan Ragam Resmi

RagamTakresmi Lisan
Ragam Resmi Lisan
Dipakai untuk
·  Berbicara sehari – hari dirumah
·  Bergunjing
·  Bercerita
·  Mengobrol
Dipakai untuk :
·   Berceramah
·   Berpidato
·   Berdiskusi
·   Mempresentasikan sesuatu
Ragam Takresmi Tulis
Ragam Resmi Tulis
Dipakai untuk :
·     Menulis surat kepada kerabat
·     Menulis surat kepada teman
·     Menulis surat kepada pacar
·     Menulis catatan harian
Dipakai untuk :
·  Menulis surat resmi
·  Menulis makalah, artikel
·  Menulis proposal
·  Menulis laporan formal

Terkadang kita banyak menemukan kesamaan bentuk & pemakaian kata pada ragam-ragam yang ditampilkan dalam bagan dimuka. Ragam tulisan terkesan cenderung sama dengan ragam dialek dan ragam tak resmi ,sedangkan ragam tulis formal cenderung sama dengan ragam resmi dan ragam terpelajar. Wujud kesamaan itu dapat dilihat dalam contoh berikut :
No
Ragam
Contoh
1
Lisan Tak Resmi
Sudah saya baca buku itu
2
Tulis Formal
Saya sudah membaca buku itu
3
Dialek
gue udah baca itu buku.*)
4
Terpelajar
Saya sudah membaca buku itu
5
Resmi
Saya sudah membaca buku itu
6
Tak Resmi
Saya sudah baca buku itu

Kelompok ragam yang paling banyak variannya adalah ragam yang timbul berdasarkan topik pembicaraan. Faktor pembeda antara ragam yang satu dan yang lainnya terletak pada pemakaian kata atau istilah khusus sesuai dengan bidang yang menjadi topik pembicaraan.
2.6 Topic yang Dibicarakan / Dituliskan
Pembicaraan tentang topik tertentu mengakibatkan terbentuknya ragam bahasa yang mempunyai ciri khas sesuai dengan bidang topic yang dibicarakan, misalnya ragam hukum, ragam bisnis, ragam sastra, ragam kedokteran.
Pemakaian kata atau istilah khusus dalam bidang tertentu berdasarkan topik pembicaraan sekaligus menjadi ciri ilmiah atau tidaknya suatu ragam. Pembicaraan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dengan berbagai topik dapat bernuansa ilmiah atau non ilmiah. Jika dipakai dalam pembicaraan, itu kata-kata biasa atau kata-kata umum, berarti ragamnya non ilmiah. Sebaiknya jika yang dipakai kata-kata atau istilah khusus, berarti ragam ilmiah





Perhatikan contoh dibawah ini :
No
                  Ragam

Bidang
Sifat
Non-ilmu (Non-ilmiah)
Ilmu (Ilmiah)
1
Hukum
Dia  dihukum karena telah melakukan penipuan dan pengelapan
Dia  dihukum karena telah melakukan tindak pidana
2
Bisnis
Tiap agen akan mendapat diskon/potongan khusus.
Tiap agen akan mendapat rabat khusus
3
Sastra
Jalan cerita film itu membosankan dan mudah ditebak
Alur film itu membosankan dan mudah ditebak
4
kedokteran
Ayan bukan penyakit menular
Epilepsi bukan penyakit menular










BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.

3.2 Saran
dalam pembuatan makalah ini kami sangat jauh dari kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritikan untuk makalah kami agar dapat membangun dan untuk menjadi yang lebih baik lagi, menurut kami hal terpenting dari suatu makalah atau laporan adalah respon dan kritik yang baik dari pembaca untuk penyusun .












DAFTAR PUSTAKA

Finoza, Lamuddin. 2004, “Komposisi Bahasa Indonesia(Untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa)”,Jakarta, Diksi Insan Mulia.
Sugono,Dendy.Berbahasa Indonesia dengan benar. Jakarta : PT. Priastu,1989

















                                                                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar