BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa
indonesia adalah bahasa persatuan yang banyak digunakan oleh sebagian besar
masyarakat di indonesia, baik itu di desa maupun di perkotaan. Dalam berbahasa
indonesia terkadang kita tidak menyadari kesalahan kalimat dan kata yang kita gunakan,
apalagi dalam penulisannya banyak kita melihat kesalahan-kesalahan penulisan
baik itu dari segi ejaan dan tanda baca pada khususnya. Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang
bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa.
Batasan tersebut menunjukkan pengertian berbeda dengan kata. Mengeja adalah
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkan tanda baca adalah
suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan
mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan
tanda baca sebagai sarannya. Ejaan merupakan kaidahyang harus dipatuhi oleh
pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman hidup, terutama dalam bahasa
tulis. Keteraturan dalam bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan
makna. Ibarat sedang menyetir kendaraan ejaan adalah rambu lalu lintas yang
harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu lalu
lintas yang tertib, teratur, dan tidak semrawut. Seperti itulah kira-kira untuk
hubungan antara pemakai dengan pemakai ejaan. Ejaan yang berlaku sekarang
adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD yang resmi mulai diberlakukan pada
tanggal 16 Agustus 1972 ini memang upaya penyempunaan ejaan yang sudah dipakai
selama dua puluh lima tahun. Sebelumnya dikenal dengan nama Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi (materi PP Republik indonesia yang diresmikan pada tahum 1947).
Sebelum ejaan Soewandi telah ada ejaan pertama Bahasa Indonesia yaitu Ejaan Van
Ophuysen (nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa) yang
diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang menjajah Indonesia
pada masa itu. Ejaan Van Ophysen tidak berlaku lagi pada tahun 1947.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud eajaan dan tanda baca itu?
2. Bagaimana tata cara penulisan
ejaan dan tanda baca yang baik dan benar, sesuai dengan EYD?
3. Apa saja jenis-jenis ejaan dan tanda baca?
C. Tujuan
Pembahasan
1. Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada
2. Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca
3. Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik dan
benar
4.
Dapat memahami
dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang baik dan benar
D.
Manfaat Pembahasan
Dengan
diselesaikanya makalah ini, kami dapat memberikan manfaat antara lain
1.
Dapat menulis
karya ilmiah dengan Ejaan tanda baca yang benar
2.
Dapat
menggunakan tanda baca yang sesuai dengan konteks kalimat yang ada
3.
Dapat memahami
penggunaan tanda baca untuk menulis sebuah karya ilmiah yang baik dan benar
BAB II
PEMBAHASAN
Pemahaman
ejaan merupakan suatu aspek penting dalam mendukung penggunaan bahasa Indonesia
yang benar. Ejaan yang dimuat dalam pembahsan ini telah disesuaikan dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.Ejaan adalah
keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan
kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca.Perkembangan ejaan di Indonesia
diawali dengan ejaan Van Ophuijsen.Ejaan Van Ophuijesen ditetapkan sebagai ejaan
bahasa Melayu pada 1901.Ejaan dan tanda baca ini sangat perlu diperhatikan
terutama sekali pada kegiatan menulis. Berkaitan dengan pemakaian ejaan, yang
perlu dicermati adalah penulisan huruf dalam kata atau kalimat, sedangkan yang
terkait dengan tanda baca adalah penggunaan enam belas tanda baca dalam bahasa
indonesia.
1.
Penggunaan Huruf Kapital
Penulisanya huruf kapital yang kita jumpai dalam
tulisan-tulisan resmi kadang-kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang
berlaku.Kaidah huruf kapital itu adalah sebagai berikut. Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama kalimat yang berupa petikan langsung.
Contoh
:
·
Bapak mengatakan, “ Kamu tidak boleh
nakal, ya. “
·
Adik bertanya, “Kapan Kakak pulang?”
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti-Nya. Huruf
pertama pada kata ganati ku, mu, dan nya, sebagai kata ganti Tuhan, harus
dituliskan dengan huruf kapital yang dirangkai oleh tanda hubung ( – ) dengan
kata sebelumnya.
Contoh
:
§ Bentuk
Tidak Baku
Limpakanlah
rahmatmu, ya allah
§ Bentuk
Baku
Limpahkanlah
rahmat-Mu ya Allah.
Huruf
kapital digunakan sebagai huruf pertama nama gelar (kehormatan, keturunan,
agama ), jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh
Tidak Baku :
- Pergerakan itu dipimpin oleh haji Agus
Salim
-
Rektor Universitas Ibnu Chaldum pada saat ini adalah profesor H.A. Amura
Contoh
Baku :
-
Pergerakan itu dipimpin oleh Haji Agus Salim
-
Rektor Universitas Ibnu Chaldum pada saat ini adalah Profesor H.A. Amura
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi,atau nama tempat.
Contoh :
-
Profesor Supomo
-
Gubernur Irian Jaya
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, danBahasa
ContohTidak Baku :
-
Dalam bahasa sunda terdapat kata lahan.
- Bahasa resmi di Filipina disebut Bahasa
Tagalog.
Contoh Bentuk Baku :
- Dalam bahasa Sunda terdapat kata lahan.
- Bahasa resmi di Filipina disebut bahasa
Tagalog.
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama, tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Contoh Bentuk Tidak Baku :
-
Pada Bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah
Contoh Bentuk Baku :
-
Pada bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi
Contoh
:
Selat Lombok,
Negara
Indonesia,
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Bentuk Tidak Baku :
- Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia dipilih oleh majlis permusyawaratan rakyat.
Bentuk Baku :
- Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia dipilih oleh Majlis Permusyawaratan Rakyat.
Huruf
besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali partikel, seperti di, ke
dari, untuk , dan yang, yang tidak terletak pada posisi awal.
Bentuk Tidak Baku :
- Idrus mengarang buku Dari Ave Maria Ke Jalan
Lain Ke Roma.
Bentuk Baku
- Idrus mengarang buku Dari Ave Maria ke Jalan
Lain ke Roma.
Huruf
besar atau kapital dipakai dalam sigkatan nama gelar dan sapaan, kecuali gelar
dokter
Bentuk
Tidak Baku :
-
Proyek itu dipimpin oleh drs. Tony S. Rahmat.
-
Dadan Nurzaman, m.a. diangkat menjadi pimpinan kegiatan itu.
Bentuk
Baku :
-
Proyek itu dipimpin oleh Drs. Tony S. Rahmat.
-
Dadan Nurzaman, M.A. diangkat menjadi pimpinan kegiatan itu.
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, saudaram, anda, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai
kata ganti atau sapaaan.
Bentuk
Tidak Baku :
-
Kapan bapak kembali?
-
Surat saudara sudah saya terima
2. Huruf Miring
Dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
buku
Negarakertagama karangan prapanca,
surat
kabar suara karya
Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata , atau kelompok kata.
Misalnya :
-
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
-
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
-
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan Huruf miring dipakai untuk menuliskan
kata
nama ilmiah atau ungkapam asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
-
Nama ilmiah buah manggis ialah carcinia
mangostana.
-
Politik devide et imperapernah merajalela di negeri ini
3. Penulisan
Kata Ulang
Kata
ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung ( – ). Pemakaian
angka dua untuk menyatakan bentuk perulangan , hendaknya dibatasi pada tulisan
cepat atau pencatatan saja. Pada tulisan-tulisan resmi kata ulang ditulis
secara lengkap. Kata ulang bukan hanya berupa pengulangan kata dasar dan
pengulangan sebagian kata turunan , tetapi pula berupa pengulangan kata yag
sekaligus mendapat awalan dan akhiran. Kemudian yang lain, salah satu bagiannya
adalah bentuk yang dianggap dari dasar yang sama dengan ubahan bunya atau
bagian itu sudah agak jauh dari bentuk dasar (bentuk asla). Berikut akan di
paparkan bersama contohnya
·
Pengulangan kata dasar
Contoh
:
-
Anak-Anak
-
Sekolah-Sekolah
-
Tinggi-Tinggi
·
Pengulangan kata berimbuhan
Contoh
:
-
berkejar-kejaran
-
sayur-sayuran
·
Pengulangan gabungan kata
Contoh
:
Rumah-Rumah
sakit,
Buku-Buku
gambar
·
Pengulangan kata yag berubah bunyi
Contoh
:
Sayur-mayur,
Lauk-pauk,
Ramah-tamah,
Gerak-gerik,
Bolak-balik,
Seluk-beluk.
Penulisan
gabungan kata Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dituliskan
serangkai.
Contoh
:
-
mana kala ditulis manakala
-
bila mana ditulis bilamana
4. Penulisan Kata Ganti
Penulisan
kata ganti ku dan kau yang ada pertaliannya dengan aku dan engkau ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata ganti ku, mu , dan nya yang ada
pertaliannya dengan aku, kamu, dia ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh
:
·
Bentuk Tidak Baku
-
Sepatu ku ini adalah buatan dalam negeri.
-
Baju mu berwarna merah muda.
·
Bentuk Baku
-
Sepatuku ini adalah buatan dalam negeri.
-
Bajumu berwarna merah muda.
5. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
Angka dipakai untuk menyatakan
lambang bilangan atau nomor.Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau
angka Romawi.
Contoh:
Angka
arab : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka
romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, XL (50), C(100), D(500),
M(1.000), V (5.000)
Angka digunakan untuk menyatakan
ukuran panjang, berat, luas, isi, satuan waktu, nilai uang, dan kuantitias.
Contoh
:
0,5
sentimeter, 5 kilogram, 4 meter persegi, Rp 500, 27 orang, 1 jam, 20 menit,
pukul 15.00, tahun 2000.
Angka
lazim digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar,
pada alamat.
Contoh
:
Jalan Ir. H . Juanda No.56 Kamar 234,
Sahida
ini Angka digunakan
juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci
Contoh
:
Bab X, pasal 5, halaman 2334, surah yasin: 9
Penulisan
lambang bilangan dengan huruf sebagai berikut
Contoh:
Bilangan utuh
dua
belas 12 Dua puluh dua 22 Dua ratus dua puluh dua 222
Contoh
:Bilangan pecahan
Setengah
½ Tiga perempat ¾ Seperenam belas 1/16
Penulisan
lamabang bilangan
tingkat dapat dilakukan dengan cara ,
sebagai
berikut,
Contoh:
Pada
awal abad XX, dalam kehidupan pada abad ke-20 ini.,
lihat
Bab II, Pasal 5,.
Penulisan
lambang bilangan yang mendapat akhiran –a
Contoh
:
Tahun
50-an atau tahun lima
puluhan
Uang 5000-an atau uang lima ribuan
Lambang
bilangan yang dinyatkan dengan dua atau satu kata ditulis dengan huruf, kecuali
jika bebrapa lambang bilangan dipakai secara berurutan,seperti dalam perincian
dan pemaparan.
Contoh
:
-
Amir menonton derama itu sampai tiga kali.
-
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
-
Kendaraan
yang ditempuh untuk pengangkutan umum terdiri atas 50 bus, 100
helicopter,100
bemo.
6. Pemakaian Tanda Baca
A.
Tanda Titik ( . )
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan
Contoh
:
-
Ayahku tinggal di Solo.
Tanda
titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisr,atau
daftar.
Contoh:
-
III. Departemen Dalam Negeri
Tanda
titik dipakai untuk memisahakan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Contoh: Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit
20 detik)
Tanda titik dipakai diantara nama penulis,
judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan seru, dan tempat
terbit dalam daftar pustaka.
Contoh: - Siregar, Merari. 1920.Azab dan
Sengsara. Ewltervriden:Balai Pustaka
Tanda
titik dipakai untuk memisahakn bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
- Desa itu berpenduduk 24.200 orang
Tanda
titik tidak dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat, nama dan
alamat penerima surat.
Contoh
: - Jalan diponogoro82 (tanpa titik)
B.
Tanda Koma ( , )
Digunakan
diantara unsur-unsur dalam perincian atau pembilangan Contoh :
- Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
- Surat biasa, surat kilat, ataupun surat
khusus memerlukan perngko.
Tanda
koma dipakai memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti
tetapi atau melainkan
Contoh
:- Saya ingin datang, tetapi hari ini
sibuk.
Tanda
koma dipakai untuk memisahakn anak kalimat dari induk kalimat.
Contoh:-
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkananak kalimat dari induk kalimat. Jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh:-
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Tanda
koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung.
Contoh
: -….oleh
karena itu, kita harus berhati-hati
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan.
-
O, begitu?
Tanda
koma dipakai untuk memisahakan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh
: - “ Saya gembira sekali,: kata Ibu.” Karena kamu lulus“
Tanda
koma dipakai diantara nama dan alamat,bagian-bagian alamat,tempat dan tanggal,
nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan.
Contoh
:
- Surat-surat ini harap dialamtakan kepada
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6,
Jakarta.
Tanda
koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar
pustaka.
Contoh
:
-
Alisjahbana. Sultan Takdir, 1949.Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan
Djakarta:
PT Pustaka Rakyat Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh
:
- W.J.S Poerhamzan, Bahasa Indonesia untuk
Karang mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia,19191), hlm.4. Tanda koma dipakai
diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya
dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh
:
- B. Ratulangi, S.E - Ny. Khadijah, MA Tanda
koma dipakai di muka angka persepuluh atau diantara rupiah dan sen yang
dinytakan dengan angka.
Contoh
:
- 12,5 m - Rp 21,45 C.
C.Tanda
Titik Koma (; )
Tanda
titik koma dapat di pakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
Misalnnya
: Malam makin larut;pekerjaan belum selesai juga.
Tanda
titik koma dapat di pakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya
: Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghapal nama pahlawan-pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran “ pilihan pendengar “
D. Tanda Titik Dua ( : )
a.
Tanda titik dua dapat di pakai akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
pernyataan atau pemerian. Misalnya:
Kita
sekarang membutuhkan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya
ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
b.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Misalnya;
-
Kita memerlukan : kursi, meja, dan lemari.
-
Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi
Utama dan Jurusan Ekonomi Perusahaan.
Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua
: Maspur Hamzah
Pengantar Acara : Bambang S. Hari : kamis
Waktu : 09.30
Tanda
titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku
dalam percakapan. Misalnya:
Ibu
: (meletakan beberapa kopor) “bawa kopor ini, Mir!”
Amie
: Baik, Bu. “(mengangkat kopor dan masuk)
Tanda titik dua dipakai
1.
diantar jilid atau nomer dalam halaman,
2.
di antara bab dan ayat dalam kitab suci,
3.
di antara judul dan anak judul dalam
suatu karangan, serta
4.
nama kota dan penerbit buku acuan dalam
karangan.
Misalnya:
Tempo, I (34), 1971:7 Surat yasin: 9
Karangan
Ali Hakim,
Pendidikan
seumur Hidup: Sebuah Studi,sudah terbit.
Tjokronegara,
Sutomo, Tjukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan kita? Djakarta: Eresco,
1968.
E.
Tanda Hubung ( – )
Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Di samping cara-cara yang lama itu juga cara yang baru Suku kata yang berupa
satu vocal tidak di tempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan…………. Walaupun sakit,
mereka tetap tidak mau beranjak ………….. atau Beberapa pendapat mengenai masalah
itu telah disampaikan ……………. Walaupun sakit, mereka tetep tidak mau
beranjak…………….. bukan Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah
disampaikan…………. Walaupun sakit mereka tetap tidak mau beranjak …………
Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan
bagian kata di depannya dengan pergantian baris.
Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk mengukur panas Kukuran baru ini memudahkan kita
mengukur kepala.
Senjata
ini merupakan alat pertahanan yang canggih.
Akhiran
i ini dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada penggal baris.
Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:Anak-anak,berulang-ulang,kemerah-merahan.
Angka
2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak
di pakai pada teks karangan.Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya;
p-a-n-i-t-i-a 8-4-1973
Tanda
hubung boleh dipakai untuk memperjelas
1.
hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan
2.
penghilang bagian kelompok kata.
Misalnya:
Ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan ( 20 x 5000 ), tanggung jawabdan kesetiakawanan
sosial Bandingkan dengan ; Be-evolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25000 ), tanggung
jawab dan kesetakawanan sosial.
Tanda
hubung dipakaikan untuk mengaitkan
1.
se-dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital,
2.
ke-dengan angka,
3.
angka dengan-an,
4.
singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan atau kata, dan
5.
nama jabatan rangkap.
Misalnya:
Se-indonesia,
se-Jawa Barat, hadiah ke-2, ttahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X;
Menteri-sekertaris Negara.
Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an
F.
Tanda Pisah ( – )
Tanda
pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
hubungan kalimat. Misalnya:
Kemerdekaan
bangsa itu-saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
Tanda
pisah menegaskan adanya keterangan aposiasi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya
: Rangkaian temuan ini – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom–telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Tanda
pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti’sampai
dengan’atau’sampai ke’
Misalnya:
1910-1945 Tanggal 5 – 10 April 1970 Jakarta-Bandung
Catatan
: Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda
hubung
tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
G.
Tanda Elipsis (…)
Tanda
ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus
Misalnya:
Kalau begitu …ya, marilah kita bergerak.
Tanda
ellipsis menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang di
hilangkan.
Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
H.
Tanda Tanya ( ? )
Tanda
Tanya dipakai pada akhir dari kalimat Tanya.
Misalnya:
Sedang
apa kamu di sini ?
Siapa yng memindahkan kursi ini ?
Tanda
Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya:
Ia
dilahirkan pada 1990 (?).
Uangnya
sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
I.
Tanda
seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah pernyataan atau ungkapan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan ketidak percayaan,
ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah
seramnya peristiwa itu! Bersihkan kamar itu sekarang juga! Masakan! Sampai hati
juga ia meninggalkan anak-istrinya. Merdeka
J.
Tanda Petik ( “….” )
Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain Misalnya:
“saya
belum siap.’’ Kata mira. “tunggu sebentar!”
Pasal
36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia.”
Tanda
petik mengampit judul syair, kaarangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Misalnya;
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Satu Masa, Dari satu Tempat.
Karangan
Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai prestasi di SMA”
diterbitkan dalam tempo.
Tanda
petiik mengapit istilah ilmiah yang kurang di kenal atau kata yang mempunyai
arti khusus.
Misalnya:
Ia bercelana panjang yang dikalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.
Tanda petik penutup
mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya;
Kata
Tono, “ saya juga minta satu”.
K.Tanda Petik Tunggal ( ‘…’)
Tanda
petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, “kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” “Waktu kubuka, pintu depan,
kudengar teriak anakku, ‘ibu bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,
‘ujar Pak Hamdan.
Tanda
petik tunggal mengapit makna terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
asing, (Lihat pemakaian tanda kurung, bab V, pasal J) Misalnya: Misalnya:
Feed-back ‘balikan’
L. Tanda garis miring
Tanda
garis miring dipakai di dalam nomer surat dan nomer pada alamat dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.
Misalnya;
No.
7/PK/1973 Jalan Kramat III/10 Tahun anggaran 1985/1986
Tanda
garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Dikirimkan
lewat ‘dikirimkan lewat darat Darat / laut atau lewat laut’ Harganya Rp.
25,00/lebar ‘ harganya Rp, 25,000 tiap lebar’
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Salah
satu hal tidak bisa diabaikan dalam kegiatan berkomunikasi adalah ejaan dan
tanda baca.Terutama jika komunikadi itu dilakukan secara tertulis.Tanda baca
dan ejaan sangatlah perlu dalam membantu pembaca dalam memehami ide bacaan.
Tanpa
memperhatikan tanda baca dalam tulisan misalnya kapan pembaca harus berhenti
dan menangkap idenya maka seseorang akan kesulitan memahami ide penulisnya.
Tanda baca yang berkaitan dengan tanda baca seperti tanda titik (.),tanda baca
petik (‘), tanda baca seru atau perintah (!), atau tanda baca tanya (?).
Sedangkan ejaan berkaitan dengan ketetapan kebakuan penulisan dan ucapan suatu
kata, misalnya kata kunci, Bukan kunci, penerapan bukan penterapan dsb.
Penulisan
ejaan dalam bahasa Indonesia, misalnya berkaitan dengan penggunaan huruf
kapital, penulisan kata ganti, penulisan angka dan lambing bilangan, sedangkan pemakaina
tanda baca bekkaitan dengan pemakaian tanda koma (,) ,tanda titik koma (;),
tnda titik dua (:).
B.
SARAN
Mudah-mudahan
dengan pembelajaran dalam materi ini kita dapat dan lebih memahami penulisan
dan ucapan tanda baca dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
PUSTAKA Drs. Romadhon, Syahreis.”Sarikata Bahasa Indonesia”.
Jakarta:Purnama
Sukoharjo Arifin, E,Jainal.1985.”Berbahasa Indonesialah Yang Baik Dan Benar”.
Jakarta: Balai Pustaka
DAFTAR
PUSTAKA Drs. Romadhon, Syahreis.”Sarikata Bahasa Indonesia”. Jakarta:Purnama
Sukoharjo Arifin, E,Jainal.1985.”Berbahasa Indonesialah Yang Baik Dan Benar”.
Jakarta: Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar