Selasa, 24 Mei 2016

bahasa indonesia tanda baca



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa indonesia adalah bahasa persatuan yang banyak digunakan oleh sebagian besar masyarakat di indonesia, baik itu di desa maupun di perkotaan. Dalam berbahasa indonesia terkadang kita tidak menyadari kesalahan kalimat dan kata yang kita gunakan, apalagi dalam penulisannya banyak kita melihat kesalahan-kesalahan penulisan baik itu dari segi ejaan dan tanda baca pada khususnya. Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Batasan tersebut menunjukkan pengertian berbeda dengan kata. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkan tanda baca adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarannya. Ejaan merupakan kaidahyang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan dalam bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang menyetir kendaraan ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu lalu lintas yang tertib, teratur, dan tidak semrawut. Seperti itulah kira-kira untuk hubungan antara pemakai dengan pemakai ejaan. Ejaan yang berlaku sekarang adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD yang resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972 ini memang upaya penyempunaan ejaan yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun. Sebelumnya dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (materi PP Republik indonesia yang diresmikan pada tahum 1947). Sebelum ejaan Soewandi telah ada ejaan pertama Bahasa Indonesia yaitu Ejaan Van Ophuysen (nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa) yang diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang menjajah Indonesia pada masa itu. Ejaan Van Ophysen tidak berlaku lagi pada tahun 1947.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud eajaan dan  tanda baca itu?
2.      Bagaimana tata cara penulisan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar, sesuai dengan EYD?
3.      Apa saja jenis-jenis ejaan dan tanda baca?


C.    Tujuan Pembahasan
1.      Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada
2.      Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca
3.      Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik dan benar
4.      Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang baik dan benar
D.    Manfaat Pembahasan
Dengan diselesaikanya makalah ini, kami dapat memberikan manfaat antara lain
1.      Dapat menulis karya ilmiah dengan Ejaan tanda baca yang benar
2.      Dapat menggunakan tanda baca yang sesuai dengan konteks kalimat yang ada
3.      Dapat memahami penggunaan tanda baca untuk menulis sebuah karya ilmiah yang baik dan benar


BAB II
PEMBAHASAN
Pemahaman ejaan merupakan suatu aspek penting dalam mendukung penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Ejaan yang dimuat dalam pembahsan ini telah disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca.Perkembangan ejaan di Indonesia diawali dengan ejaan Van Ophuijsen.Ejaan Van Ophuijesen ditetapkan sebagai ejaan bahasa Melayu pada 1901.Ejaan dan tanda baca ini sangat perlu diperhatikan terutama sekali pada kegiatan menulis. Berkaitan dengan pemakaian ejaan, yang perlu dicermati adalah penulisan huruf dalam kata atau kalimat, sedangkan yang terkait dengan tanda baca adalah penggunaan enam belas tanda baca dalam bahasa indonesia.
1.      Penggunaan Huruf Kapital
Penulisanya huruf kapital yang kita jumpai dalam tulisan-tulisan resmi kadang-kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku.Kaidah huruf kapital itu adalah sebagai berikut. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat yang berupa petikan langsung.
Contoh :
·         Bapak mengatakan, “ Kamu tidak boleh nakal, ya. “
·         Adik bertanya, “Kapan Kakak pulang?”
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti-Nya. Huruf pertama pada kata ganati ku, mu, dan nya, sebagai kata ganti Tuhan, harus dituliskan dengan huruf kapital yang dirangkai oleh tanda hubung ( – ) dengan kata sebelumnya.
Contoh :
§  Bentuk Tidak Baku
Limpakanlah rahmatmu, ya allah
§  Bentuk Baku
Limpahkanlah rahmat-Mu ya Allah.


Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama gelar (kehormatan, keturunan, agama ), jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh Tidak Baku    :
- Pergerakan itu dipimpin oleh haji Agus Salim
- Rektor Universitas Ibnu Chaldum pada saat ini adalah profesor H.A. Amura
Contoh Baku   :
- Pergerakan itu dipimpin oleh Haji Agus Salim
- Rektor Universitas Ibnu Chaldum pada saat ini adalah Profesor H.A. Amura
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,atau nama tempat.
 Contoh           :
-          Profesor Supomo
-          Gubernur Irian Jaya
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, danBahasa
 ContohTidak Baku    :
- Dalam bahasa sunda terdapat kata lahan.
- Bahasa resmi di Filipina disebut Bahasa Tagalog.
Contoh Bentuk Baku  :
- Dalam bahasa Sunda terdapat kata lahan.
- Bahasa resmi di Filipina disebut bahasa Tagalog.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama, tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh Bentuk Tidak Baku    :
- Pada Bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah
Contoh Bentuk Baku  :
- Pada bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi
Contoh :
 Selat Lombok,
Negara Indonesia,
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
 Bentuk Tidak Baku    :
 - Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dipilih oleh majlis permusyawaratan rakyat.
Bentuk Baku :
 - Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dipilih oleh Majlis Permusyawaratan Rakyat.
Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali partikel, seperti di, ke dari, untuk , dan yang, yang tidak terletak pada posisi awal.
 Bentuk Tidak Baku    :
 - Idrus mengarang buku Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma.
 Bentuk Baku
 - Idrus mengarang buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Huruf besar atau kapital dipakai dalam sigkatan nama gelar dan sapaan, kecuali gelar dokter
Bentuk Tidak Baku     :
- Proyek itu dipimpin oleh drs. Tony S. Rahmat.
- Dadan Nurzaman, m.a. diangkat menjadi pimpinan kegiatan itu.
Bentuk Baku   :
- Proyek itu dipimpin oleh Drs. Tony S. Rahmat.
- Dadan Nurzaman, M.A. diangkat menjadi pimpinan kegiatan itu.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudaram, anda, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaaan.
Bentuk Tidak Baku     :
- Kapan bapak kembali?
- Surat saudara sudah saya terima
2.  Huruf Miring
            Dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
 Misalnya:
buku Negarakertagama karangan prapanca,
surat kabar suara karya
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata , atau kelompok kata.
Misalnya :
- Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
- Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
- Buatlah kalimat dengan berlepas tangan Huruf miring dipakai untuk menuliskan
kata nama ilmiah atau ungkapam asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
- Nama ilmiah buah manggis ialah carcinia mangostana.
- Politik devide et imperapernah merajalela di negeri ini


3.  Penulisan Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung ( – ). Pemakaian angka dua untuk menyatakan bentuk perulangan , hendaknya dibatasi pada tulisan cepat atau pencatatan saja. Pada tulisan-tulisan resmi kata ulang ditulis secara lengkap. Kata ulang bukan hanya berupa pengulangan kata dasar dan pengulangan sebagian kata turunan , tetapi pula berupa pengulangan kata yag sekaligus mendapat awalan dan akhiran. Kemudian yang lain, salah satu bagiannya adalah bentuk yang dianggap dari dasar yang sama dengan ubahan bunya atau bagian itu sudah agak jauh dari bentuk dasar (bentuk asla). Berikut akan di paparkan bersama contohnya
·         Pengulangan kata dasar
Contoh :
-          Anak-Anak
-          Sekolah-Sekolah
-          Tinggi-Tinggi
·         Pengulangan kata berimbuhan
Contoh :
-          berkejar-kejaran
-          sayur-sayuran
·         Pengulangan gabungan kata
Contoh :
Rumah-Rumah sakit,
Buku-Buku gambar
·         Pengulangan kata yag berubah bunyi
Contoh :

Sayur-mayur,
Lauk-pauk,
Ramah-tamah,
Gerak-gerik,
Bolak-balik,
Seluk-beluk.

Penulisan gabungan kata Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dituliskan serangkai.
Contoh :
- mana kala ditulis manakala
- bila mana ditulis bilamana

4.  Penulisan Kata Ganti
Penulisan kata ganti ku dan kau yang ada pertaliannya dengan aku dan engkau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata ganti ku, mu , dan nya yang ada pertaliannya dengan aku, kamu, dia ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
·         Bentuk Tidak Baku
- Sepatu ku ini adalah buatan dalam negeri.
- Baju mu berwarna merah muda.
·         Bentuk Baku
- Sepatuku ini adalah buatan dalam negeri.
- Bajumu berwarna merah muda.
5.  Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
            Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Contoh:
Angka arab : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, XL (50), C(100), D(500), M(1.000), V (5.000)
            Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, satuan waktu, nilai uang, dan kuantitias.
Contoh :
0,5 sentimeter, 5 kilogram, 4 meter persegi, Rp 500, 27 orang, 1 jam, 20 menit, pukul 15.00, tahun 2000.
Angka lazim digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar, pada alamat.
Contoh :
 Jalan Ir. H . Juanda No.56 Kamar 234,
Sahida ini Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci
Contoh :
 Bab X, pasal 5, halaman 2334, surah yasin: 9

Penulisan lambang bilangan dengan huruf sebagai berikut
Contoh: Bilangan utuh
dua belas 12 Dua puluh dua 22 Dua ratus dua puluh dua 222
Contoh :Bilangan pecahan
Setengah ½ Tiga perempat ¾ Seperenam belas 1/16
Penulisan lamabang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara ,
sebagai berikut,
Contoh:
Pada awal abad XX, dalam kehidupan pada abad ke-20 ini.,
lihat Bab II, Pasal 5,.
Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –a
Contoh :
Tahun 50-an atau tahun lima
puluhan Uang 5000-an atau uang lima ribuan
Lambang bilangan yang dinyatkan dengan dua atau satu kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bebrapa lambang bilangan dipakai secara berurutan,seperti dalam perincian dan pemaparan.
Contoh :
- Amir menonton derama itu sampai tiga kali.
- Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
- Kendaraan yang ditempuh untuk pengangkutan umum terdiri atas 50 bus, 100
helicopter,100 bemo.
6.  Pemakaian Tanda Baca
A. Tanda Titik ( . )
 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
Contoh :
- Ayahku tinggal di Solo.
Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisr,atau daftar.
Contoh:
- III. Departemen Dalam Negeri
Tanda titik dipakai untuk memisahakan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
 Contoh: Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
 Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
 Contoh: - Siregar, Merari. 1920.Azab dan Sengsara. Ewltervriden:Balai Pustaka
Tanda titik dipakai untuk memisahakn bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: - Desa itu berpenduduk 24.200 orang
Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat, nama dan alamat penerima surat.
Contoh : - Jalan diponogoro82 (tanpa titik)
B. Tanda Koma ( , )
Digunakan diantara unsur-unsur dalam perincian atau pembilangan Contoh :
 - Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
 - Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perngko.
Tanda koma dipakai memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan
Contoh :- Saya ingin datang, tetapi hari ini sibuk.
Tanda koma dipakai untuk memisahakn anak kalimat dari induk kalimat.
 Contoh:- Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkananak kalimat dari induk kalimat. Jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
 Contoh:- Saya tidak akan datang kalau hari hujan.


Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung.
Contoh : -….oleh karena itu, kita harus berhati-hati
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan.
- O, begitu?
Tanda koma dipakai untuk memisahakan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh : - “ Saya gembira sekali,: kata Ibu.” Karena kamu lulus“
Tanda koma dipakai diantara nama dan alamat,bagian-bagian alamat,tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan.
Contoh :
 - Surat-surat ini harap dialamtakan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar pustaka.
Contoh :
- Alisjahbana. Sultan Takdir, 1949.Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan
Djakarta: PT Pustaka Rakyat Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh :
 - W.J.S Poerhamzan, Bahasa Indonesia untuk Karang mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia,19191), hlm.4. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh :
 - B. Ratulangi, S.E - Ny. Khadijah, MA Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau diantara rupiah dan sen yang dinytakan dengan angka.
Contoh :
 - 12,5 m - Rp 21,45 C.

C.Tanda Titik Koma (; )
Tanda titik koma dapat di pakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnnya : Malam makin larut;pekerjaan belum selesai juga.
Tanda titik koma dapat di pakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya : Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghapal nama pahlawan-pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran “ pilihan pendengar “
D.  Tanda Titik Dua ( : )
a. Tanda titik dua dapat di pakai akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti pernyataan atau pemerian. Misalnya:
Kita sekarang membutuhkan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
 Misalnya;
-          Kita memerlukan : kursi, meja, dan lemari.
-          Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Utama dan Jurusan Ekonomi Perusahaan.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
 Misalnya:
Ketua : Maspur Hamzah
 Pengantar Acara : Bambang S. Hari : kamis Waktu : 09.30
Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan. Misalnya:
Ibu : (meletakan beberapa kopor) “bawa kopor ini, Mir!”
Amie : Baik, Bu. “(mengangkat kopor dan masuk)

Tanda titik dua dipakai
1.                  diantar jilid atau nomer dalam halaman,
2.                  di antara bab dan ayat dalam kitab suci,
3.                  di antara judul dan anak judul dalam suatu karangan, serta
4.                  nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya: Tempo, I (34), 1971:7 Surat yasin: 9
Karangan Ali Hakim,
Pendidikan seumur Hidup: Sebuah Studi,sudah terbit.
Tjokronegara, Sutomo, Tjukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan kita? Djakarta: Eresco, 1968.
E.      Tanda Hubung ( – )
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya: Di samping cara-cara yang lama itu juga cara yang baru Suku kata yang berupa satu vocal tidak di tempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya: Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan…………. Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak ………….. atau Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan ……………. Walaupun sakit, mereka tetep tidak mau beranjak…………….. bukan Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan…………. Walaupun sakit mereka tetap tidak mau beranjak …………
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya dengan pergantian baris.
Misalnya: Kini ada cara yang baru untuk mengukur panas Kukuran baru ini memudahkan kita mengukur kepala.
Senjata ini merupakan alat pertahanan yang canggih.
Akhiran i ini dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada penggal baris.
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:Anak-anak,berulang-ulang,kemerah-merahan.
Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak di pakai pada teks karangan.Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya; p-a-n-i-t-i-a 8-4-1973
Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas
1.                  hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan
2.                  penghilang bagian kelompok kata.
Misalnya: Ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan ( 20 x 5000 ), tanggung jawabdan kesetiakawanan sosial Bandingkan dengan ; Be-evolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25000 ), tanggung jawab dan kesetakawanan sosial.
Tanda hubung dipakaikan untuk mengaitkan
1.                  se-dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
2.                  ke-dengan angka,
3.                  angka dengan-an,
4.                  singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan
5.                  nama jabatan rangkap.
Misalnya:
Se-indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, ttahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X; Menteri-sekertaris Negara.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya: di-smash, pen-tackle-an
F.     Tanda Pisah ( – )
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar hubungan kalimat. Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposiasi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya : Rangkaian temuan ini – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom–telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti’sampai dengan’atau’sampai ke’
Misalnya: 1910-1945 Tanggal 5 – 10 April 1970 Jakarta-Bandung
Catatan : Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda
hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.

G. Tanda Elipsis (…)
Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus
Misalnya: Kalau begitu …ya, marilah kita bergerak.
Tanda ellipsis menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang di hilangkan.
Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
H. Tanda Tanya ( ? )
Tanda Tanya dipakai pada akhir dari kalimat Tanya.
Misalnya:
Sedang apa kamu di sini ?
 Siapa yng memindahkan kursi ini ?
Tanda Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya:
Ia dilahirkan pada 1990 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
I.     Tanda seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah pernyataan atau ungkapan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan ketidak percayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu! Bersihkan kamar itu sekarang juga! Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya. Merdeka
J. Tanda Petik ( “….” )
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain Misalnya:
“saya belum siap.’’ Kata mira. “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia.”
Tanda petik mengampit judul syair, kaarangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya; Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Satu Masa, Dari satu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai prestasi di SMA” diterbitkan dalam tempo.
Tanda petiik mengapit istilah ilmiah yang kurang di kenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya: Ia bercelana panjang yang dikalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.

Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya;
Kata Tono, “ saya juga minta satu”.
K.Tanda Petik Tunggal ( ‘…’)
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya: Tanya Basri, “kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” “Waktu kubuka, pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘ibu bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika, ‘ujar Pak Hamdan.
Tanda petik tunggal mengapit makna terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing, (Lihat pemakaian tanda kurung, bab V, pasal J) Misalnya: Misalnya: Feed-back ‘balikan
L. Tanda garis miring
Tanda garis miring dipakai di dalam nomer surat dan nomer pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.
Misalnya;
No. 7/PK/1973 Jalan Kramat III/10 Tahun anggaran 1985/1986
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Dikirimkan lewat ‘dikirimkan lewat darat Darat / laut atau lewat laut’ Harganya Rp. 25,00/lebar ‘ harganya Rp, 25,000 tiap lebar’


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Salah satu hal tidak bisa diabaikan dalam kegiatan berkomunikasi adalah ejaan dan tanda baca.Terutama jika komunikadi itu dilakukan secara tertulis.Tanda baca dan ejaan sangatlah perlu dalam membantu pembaca dalam memehami ide bacaan.
Tanpa memperhatikan tanda baca dalam tulisan misalnya kapan pembaca harus berhenti dan menangkap idenya maka seseorang akan kesulitan memahami ide penulisnya. Tanda baca yang berkaitan dengan tanda baca seperti tanda titik (.),tanda baca petik (‘), tanda baca seru atau perintah (!), atau tanda baca tanya (?). Sedangkan ejaan berkaitan dengan ketetapan kebakuan penulisan dan ucapan suatu kata, misalnya kata kunci, Bukan kunci, penerapan bukan penterapan dsb.
Penulisan ejaan dalam bahasa Indonesia, misalnya berkaitan dengan penggunaan huruf kapital, penulisan kata ganti, penulisan angka dan lambing bilangan, sedangkan pemakaina tanda baca bekkaitan dengan pemakaian tanda koma (,) ,tanda titik koma (;), tnda titik dua (:).
B.     SARAN
Mudah-mudahan dengan pembelajaran dalam materi ini kita dapat dan lebih memahami penulisan dan ucapan tanda baca dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA Drs. Romadhon, Syahreis.”Sarikata Bahasa Indonesia”.
Jakarta:Purnama Sukoharjo Arifin, E,Jainal.1985.”Berbahasa Indonesialah Yang Baik Dan Benar”. Jakarta: Balai Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Drs. Romadhon, Syahreis.”Sarikata Bahasa Indonesia”. Jakarta:Purnama Sukoharjo Arifin, E,Jainal.1985.”Berbahasa Indonesialah Yang Baik Dan Benar”. Jakarta: Balai Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar