Minggu, 16 Desember 2012

cerpen cinta


CinTaQ SahaBatQ





Kamu, orang yang membuatku nyaman, dan bahagia. Selalu menjagaku tanpa lelah. Namun rasa ini sungguh menyiksaku, menunggu kepastian tanpa balasan. Dia sahabatku, tapi dia juga nafasku. Sejak pertama ku mengenalnya, tatapannya masih terbayang jelas di memoriku, karena senyumannya membuat tenang dan damai bagi hati ini.

Mungkin ku terlalu egois terlalu berharap untuk memilikinya, tapi ku tak bisa selalu berpura-pura untuk tidak mencintainya. Dengan disisi lain apa bila kita bersama takut kehilangan dia, ku tak mau dia hilang dari mata dan hatiku. Hati ini ingin memilikinya.
Aku selalu menahan rasa sakit ini ketika teman-temanku menanyakan kedekatan ku dengannya, aku sakit ketika aku harus bilang “ bukan, dia hanya temanku.” Tapi perlahan masalah itu sudah menjadi hal yang biasa untukku.

            Karna dia mengajarkanku untuk bertindak dan bersikap yang dewasa. Ku tak  berani bilang dia adalah segalanya umtukku, karna ku takut segalanya akan hilang.
Ku berusaha menjadi wanita yang dewasa yang ingin selalu berfikiran positif,  kadang ku berpikir kalau hubungan ku dengannya sekarang jauh lebih bahagia , aku takut jika kita menjalin hubungan lalu putus dan tak bisa deket lagi, jadi ku memilih bersahabat seperti sekarang dan dia tak akan ninggalin ku, kecuali dia mempunyai cintanya yang baru.

            Dia seseorang yang paling berharga untuk ku sekarang. Tawa dan candanya adalah warna di hidupku, aku tak ingin semuanya berlalu begitu cepat. Dan ku sekarang masih duduk manis di sampingnya menjadi teman biasa, entah akankah posisi itu berubah, akupun tak tahu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar